OSTEICHTHYES
(Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Zoologi Vertebrata)
Di Susun Oleh:
1.
Ade Nina Yuliana 2119090005
2.
Adi Hadiana 2119090000
3.
Cucu Fitriani 2119090000
4.
Erma Gandawati 2119090071
5.
Igus Julius 2119090000
6.
Iis Munawaroh 2119090000
7.
Mochamad Saeffulloh 2119090130
8.
Nelly Rose 2119090000
9.
Panji Taga Alam 2119090000
10. Susi
Sulastri 2119090201
Kelas 3C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
GALUH CIAMIS
A.
Tujuan
Menjelaskan konsep
Osteichthyes.
B.
Dasar Teori
Osteichthyes
atau ikan bertulang sejati, terdiri atas kurang lebih 25000 spesies dan
merupakan vertebrata yang paling sukses, dan yang berkembang menjadi vertebrata
darat atau tetrapoda. Mereka muncul pada periode Silur, diduga sebagai ikan air
tawar dan ikan laut.
Ikan
bertulang sejati berbeda dengan ikan bertulang rawan dalam berbagai hal. Salah
satu perbedaannya ialah pada perkembangan paru-paru dan gelembung renang
sebagai suatu divertikulum dari usus bagian depan. Gelembung renang merupakan
alat hidrostatik, sedangkan paru-paru merupakan ciri khas dari tiga subclass
ikan bertulang sejati yaitu Crossoptreygii dan Brachyopterygii. Crossoptreygii
di dalamnya termasuk Rhipidistia yang sekarang telah musnah yang diduga
merupakan leluhur dari tetrapoda, dan ikan paru-paru sekarang. Pada subkelas
ketiga yaitu Actinopterygii divertikulum dari usus depan berkembang menjadi
gelembung renang yang mempunyai fungsi sebagai alat hidrosttik.
Kelas
Osteichthyes (Ikan Bertulang Sejati) memiliki ciri-ciri :
1.
Kulit ditutupi
dengan sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak
bersisik.
2.
Rahang merupakan
struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama tulang
dermal (unsur tulang rawan yang direduksi).
3.
Pada umumnya
rangka terdiri atas tulang sejati, tapi tulang rawan terdapat pada beberapa
golongan (Coelacanthiformes dan Acipenseridae).
4.
Ruang insang
ditutupi dengan tiga tulang dermal yang besar disebut operculum. Tiap lengkung
insang berfilamen (septum direduksi dan tidak melebihi panjang filamen).
5.
Paru-paru atau
gelembung renang berkembang sebagai penonjolan keluar dari saluran pencernaan
makanan.
Winatasasmita, Djamhur. 1988. Sistematika Vertebrata Pisces. Bandung :
Biologi FPMIPA IKIP
Beberapa jenis hewan yang hidup di dalam
air sering disebut dengan “fishes” , Ilmu yang mempelajari tentang hewan
tersebut disebut Ichthyolog. Sering juga diberi nama Pisces (bhs. Latin). Kelas
penting pada hewan yang hidup di air adalah kelas Agnatha (Lampreys dan
Hagfishes), kelas Chondricthyes dan Kelas Osteichthyes.
Adapun karakteristik
pada ikan yaitu diantaranya :
1.
Bentuk
tubuh panjang dan silindris pada daerah ekor.
2.
Daerah
mulut terdapat pada ventro-anterior.
3.
Terdapat
2 ginjal dengan saluran yang berhubungan dengan saluran urogenital.
4.
Otak
berdiferensiasi dengan 10 pasang syaraf cranial.
5.
Temperatur
tubuh bersifat poikilothermis.
6.
Gonad
tunggal, besar, dan tanpa saluran. Sedangkan fertilisasi berlangsung secara
eksternal.
7.
Terdapat
insang yang merupakan susunan dari tulang kartilago.
Diantara semua kelas vertebrata, ikan
bertulang keras (Kelas Osteichthyes) adalah yang paling banyak jumlahnya, baik
dalam hal jumlah individu maupun dalam jumlah spesies (sekitar 30.000).
berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6m, ikan bertulang keras sangat melimpah
di laut dan hampir setiap habitat air tawar.
Hampir semua ikan bertulang keras
memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. Kulitnya
seringkali tertutupi dengan sisik pipih bertulang yang berbeda strukturnya dari
sisik berbebtuk gigi pada hiu. Kelenjar pada kulit ikan bertulang keras,
menekresikan mukus yang memberikn hewan itu kulit licin yang khas, suatu
adaptasi yang mengurangi gesekan selama berenang sama dengan hiu, ikan
bertulang memiliki sistem gurat sisi yang tampak jelas sekali sebagai barisan
saluran kecil pada kulit disetiap sisi tubuh.
Ikan bertulang keras bernafas melewatkan
air melalui empat atau lima pasang insang Air disedot ke dalam mulut, melalui
faring, dan keluar diantara celah insang karena pergerakan operkulum dan
kontraksi otot yang mengelilingi ruang insang tersebut. yang terletak di dalam
ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup pelindung yang disebut
operkulum. Proses ini memungkinkan seekor ikan bertulang untuk bernafas saat
diam atau tidur. Adaptasi lain dari sebagian besar ikan bertulang keras yang
tidak ditemukan pada hiu adalah gelembung renang suatu kantung udara yang
membantu mengontrol pengambangan ikan
tersebut. Perpindahan gas-gas antara kantung renang dan darah mengubah volume
kantong itu dan menyesuaikan kerapatan ikan. Akibatnya, banyak ikan bertulang
keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu, dapat menghemat energi dengan cara
tidak bergerak.
Ikan bertulang keras umumnya adalah
perenang yang dapat mengontrol arah, siripnya yang lentur lebih sesuai untuk
pengendalian dan pendorongan dibandingkan dengan sirip hiu yang lebih kaku.
Ikan bertulang keras yang paling cepat, yang dapat berenang dalam jarak pendek
dengan kecepatan mencapai 80 km/jam, memiliki bentuk badan dasar yang sama dengan
hiu. Ternyata, bentuk tubuh ini yang disebut fusiform (yang meruncing pada
kedua ujung), sangat umum ditemukan pada semua ikan perenang cepat dan mamailia
air seperti anjing laut dan paus. Air kurang lebih ribuan kali lebih rapat
dibandingkan dengan udara dan dengan demikian tonjolan sedikit saja yang
menyebabkan gesekan akan lebih mengganggu pada ikan dibandingkan pada burung.
Terlepas dari asal usul mereka yang berbeda, kita seharusnya memperkirakan
bahwa ikan perenang cepat da mamalia laut memiliki bentuk yang langsing karena
hukum hidrodinamika bersifat universal. Inilah contoh lain evolusi kovergen.
Rincian mengenai reproduksi ikan
bertulang keras sangat bervariasi. Sebagian besar spesies adalah hewan ovivar,
yang bereproduksi dengan fertilisasi eksternal setelah betina melepaskan
sejumlah besar telur kecil. Namun demikian, fertilisasi internal dan kelahiran
merupakan karakteristik spesies yang lain.
Baik ikan bertulang rawan maupun ikan
bertulang keras menjadi sangat beranekaragam selama masa Devon dan
Karboniferus, tetapi jika hiu pertama kali muncul dilaut, ikan bertulang keras
muncul pertama kali di air tawar. Gelembung renang telah termodifikasi dari
paru-paru sederhana yang telah membantu memperbesar pertukaran gas pada insang,
mungkin di dalam kolam atau rawa yang tenang dengan kandungan oksigen yang
rendah. Kedua kelompok utama (subclass) ikan bertulang keras yang ada saat ini
telah memisah di akhir masa Devon.
Gb. Ikan bertulang keras
Champbell dkk. 2002. Biologi.
Jakarta : Erlangga
C.
Alat dan bahan
1.
Ikan Mas dan
Tawes
2.
Buku gambar
3.
Potlot (2B dan
HB)
4.
Lup dan
mikroskop
5.
Satu set alat
bedah (termasuk bak bedah dan jarum pentul)
6.
Kapas
7.
Sarung tangan
D.
Cara Kerja
1.
Letakkan ikan
dialat bedah
2.
Gambar habitusnya
dan beri nama daerah
3.
Amati kulit
(integumen) nya, lalu raba dan deskripsikan dengan kata-kata. Perhatikan ada
sisik (squama) atau tidak. Catat jika ada, sisiknya ambil beberapa sampelnya
yang besar, gambarkan dan beri keterangan gambarnya. Gunakan hp dan atau
mikroskop termasuk jenis sisik apa.
4.
Amati
hidung dan lihat dalam mulut adakah
saluran hidung atau tidak.
5.
Amati mulut bagian dalam dan raba terdapat gigi
atau tidak
6.
Amati rahangnya.
Raba ujung mulut (rostum) bagian dorsalnya dan beri keterangan gambar. Jika
bagian ventral tentukan ada berapa jenis rahang dan tentukan nama rahang dan
tulangnya. Termasuk tulang rawan atau tulang sejati.
7.
Amati tutup
insang (operkulum), dan beri keteragan gambar
8.
Potong Tutup
insang, dan amati ada berapa buah insang yang terdapat pada ikan tersebut.
9.
Amati
keseluruhan dari sirip
10. Daging ikan di gunting dari bagian anal kebagian
pelvik kemudian gunting kebagian dorsal, lipat ke arah luar dan di jepit
menggunakan jarum pentul.
a.
Amati ada
gelembung renang ada atau tidak, jika ada periksa berapa buah gelembung renang
tersebut, jelaskan saluran yang menghubungkan gelembung renang tersebut,
kemudian hitung jumlahnya lalu gambarkan.
b.
Amati usus
terbesar, keluarkan fesesnya lalu potong secara lateral amati dengan mikroskop
lalu tentukan ada atau tidaknya katup pada usus tersebut kemudian gambarkan.
E.
Hasil Pengamatan
1.
Ikan Mas
Gb. Ikan Mas dari lateral
|
a.
Kulit ikan
berlendir terlindungi oleh sisik stenoid
yang berwarna abu tua di sebelah atas dekat sirip punggung dan abu muda
disebelah bawah dekat sirip dada. Kulit tersebut memiliki tekstur halus dan
tipis seperti selaput, berwarna abu-abu tua yang menyerupai warna sisiknya.
Gb. Sisik Ikan Mas
|
b.
Ikan mas
memiliki lubang hidung eksternal dan internal yang salurannya terhubung.
Gb. Lubang Hidung Ikan Mas
|
c.
Memiliki rahang
yang terdiri dari 1 tulang rahang atas dan 1 tulang rahang bawah yang bertulang
sejati. Ujung mulut (rostum) halus karena tidak terdapat gigi.
Gb. Rahang pada Ikan Mas
|
d.
Memiliki
sepasang tutup insang (operculum)di bagian kiri dan kanan yang masing-masing
terdiri dari 4 keping yaitu 1 keping tutup insang dekat mata, 1 keping tutup
insang atas, 1 keping tutup insang bawah dan 1 keping tulang tambahan tutup
insang yang terdiri dari 3 buah tulang tambahan.
Gb. Tutup Insang Ikan Mas
|
e.
Memiliki Insang
yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang yang terdiri dari 4 pasang filamen
insang yang sama tinggi, sisir insang, septum yang lebih pendek dari
filamennya, 2 buah pembuluh eferen, dan lengkung insang.
Gb. Insang Ikan Mas
|
f.
Memiliki sirip
yang terdiri dari sirip punggung dengan satu berjari keras dan 18 jari sirip
lainnya berjari lemah, sirip ekor berjari lemah, sirip dada berpasangan yang
berlobus pada pangkal, berjari lemah berjumlah 11 jari, sirip perut berpasangan
tanpa lobus, berjari lemah berjumlah 8 jari dan sirip anal bertulang lemah.
Gb. Sirip Dada pada Ikan Mas
|
Gb. Sirip Perut pada Ikan Mas
|
Gb. Sirip Anal pada Ikan Mas
|
Gb. Sirip Punggung pada Ikan Mas
|
Gb. Sirip Ekor pada Ikan Mas
|
g.
Ikan mas
memiliki 2 buah gelembung renang yang berhubunganan berasal dari usus.
Gb. Gelembung Renang pada Ikan Mas
|
2.
Ikan Tawes
Gb. Ikan Tawes dari lateral
|
a.
Kulit ikan
berlendir terlindungi oleh sisik sikloid yang berwarna abu tua di sebelah atas
dekat sirip punggung dan abu muda disebelah bawah dekat sirip dada. Kulit
tersebut memiliki tekstur halus dan tipis seperti selaput, berwarna abu-abu tua
yang menyerupai warna sisiknya.
b.
Ikan tawes
memiliki lubang hidung eksternal dan internal yang salurannya terhubung.
c.
Memiliki rahang
yang terdiri dari 1 tulang rahang atas dan 1 tulang rahang bawah yang bertulang
sejati. Ujung mulut (rostum) halus karena tidak terdapat gigi.
Gb. Rahang Ikan Tawes
|
d.
Memiliki
sepasang tutup insang (operculum)di bagian kiri dan kanan yang masing-masing
terdiri dari 4 keping yaitu 1 keping tutup insang dekat mata, 3 keping tutup
insang bawah.
Gb. Tutup Insang Ikan Tawes
|
e.
Memiliki Insang
yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang yang terdiri dari 4 pasang
filamen insang yang sama tinggi, sisir insang, septum yang lebih pendek dari
filamennya, 1 buah pembuluh eferen, 1 buah pembuluh aferen dan lengkung insang.
Gb. Insang Ikan Tawes
|
f.
Memiliki sirip
yang terdiri dari sirip punggung dengan satu berjari keras dan 8 jari sirip
lainnya berjari lemah, sirip ekor berjari lemah, sirip dada berpasangan yang
berlobus pada pangkal, berjari lemah berjumlah 12 jari, sirip perut berpasangan
tanpa lobus, berjari lemah berjumlah 8 jari dan sirip anal bertulang lemah
berjumlah 7 jari.
Gb. Sirip Perut Ikan Tawes
|
Gb. Sirip Dada Ikan Tawes
|
Gb. Sirip Anal Ikan Tawes
|
Gb. Sirip Ekor Ikan Tawes
|
Gb. Sirip Punggung Ikan Tawes
|
g.
Ikan tawes
memiliki 2 buah gelembung renang yang berhubunganan berasal dari usus.
Gb. Gelembung Renang Ikan Tawes
|
3.
Ikan Mujaer
Gb. Ikan Mujaer dari Lateral
|
a.
Kulit ikan
berlendir terlindungi oleh sisik sikloid yang berwarna abu tua di sebelah atas
dekat sirip punggung dan abu muda disebelah bawah dekat sirip dada. Kulit
tersebut memiliki tekstur halus dan tipis seperti selaput berwarna abu-abu tua
yang menyerupai warna sisiknya.
b.
Mujaer memiliki
lubang hidung eksternal yang salurannya tidak menembus rahang atas.
c.
Memiliki rahang
yang terdiri dari 1 tulang rahang atas dan 1 rahang bawah yang bertulang
sejati. Ujung mulut (rostum) kasar bergerigi karena terdapat gigi yang keras di
bagian ujung mulutnya.
d.
Memiliki
sepasang tutup insang (operculum)di bagian kiri dan kanan yang masing-masing
terdiri dari 4 keping yaitu 1 keping tutup insang dekat mata, 1 keping tutup
insang atas, 1 keping tutup insang bawah dan 1 keping tulang tambahan tutup
insang yang terdiri dari 3 buah tulang tambahan.
e.
Memiliki Insang
yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang yang terdiri dari 2 buah
filamen insang yang sama tinggi, sisir insang, septum yang lebih pendek dari
filamennya, 2 buah pembuluh eferen, dan lengkung insang.
f.
Memiliki sirip
yang terdiri dari sirip punggung berjari keras dan tajam berjumlah 29 jari,
sirip ekor berjari lemah berjumlah 17 jari, sirip dada berpasangan yang
berlobus pada pangkal, berjari lemah berjumlah 11 jari, sirip perut berpasangan
tanpa lobus berjari lemah berjumlah 6jari dan sirip anal bertulang keras
berjumlah 12 jari.
g.
-Mujaer tidak
memiliki gelembung renang
- usus tidak berkatup
Gb. Ikan Mujaer yang memiliki usus tidak berkatup
dan tidak memiliki gelembung renang
|
4.
Ikan Gurame
Gb. Ikan Gurame dari Lateral
|
a.
Kulit ikan
berlendir terlindungi oleh sisik sikloid yang berwarna putih tulang Kulit
tersebut memiliki tekstur halus dan tipis seperti selaput berwarna putih tulang
yang menyerupai warna sisiknya.
Gb. Sisik Ikan Gurame
|
b.
Gurame memiliki
lubang hidung eksternal yang salurannya tidak menembus rahang atas.
c.
Memiliki rahang
yang terdiri dari 2 tulang rahang atas, 1 tulang antara, 1 rahang bawah, 2 buah
tulang langit-langit, 1 tulang mata bajak dengan jenis tulang sejati. Ujung
mulut (rostum) kasar bergerigi karena terdapat gigi yang keras di bagian ujung
mulutnya.
Gb. Rahang Ikan Gurame
|
d.
Memiliki
sepasang tutup insang (operculum)di bagian kiri dan kanan yang masing-masing
terdiri dari 3 keping yaitu 1 keping tutup insang depan, 1 keping tutup insang
bawah, dan 1 keping tulang tambahan tutup insang yang terdiri dari 5 buah
tulang tambahan.
Gb. Tutup Insang Ikan Gurame
|
e.
Memiliki Insang
yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang yang terdiri dari 2 buah
filamen insang yang sama tinggi, sisir insang, septum yang lebih pendek dari
filamennya, 2 buah pembuluh eferen, dan lengkung insang.
Gb. Insang Ikan Mujaer
|
f.
Memiliki sirip
yang terdiri dari sirip punggung berjumlah 20 yang teridiri dari sirip punggung
pertama berjari keras berjumlah 5 jari dan sisanya sirip punggung berjarri
lemah, sirip ekor berjari lemah, sirip dada berpasangan yang berlobus pada
pangkal, berjari lemah, sirip perut berpasangan tanpa lobus berjari lemah,
sirip anal yang terdiri dari tulang keras dan tulang lemah.
Gb. Sirip pada Ikan Gurame
|
g.
-Gurame tidak
memiliki gelembung renang
-usus tidak berkatup
5.
Ikan
Lele
Ikan
lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar, dengan tubuhnya agak pipih
memanjang, memiliki kumis, serta kepala yang keras bertulang sejati. Pemukaan
tubuhnya licin, berlendir dan tidak memiliki sisik. Kulitnya tipis berwarna
hitam dengan bercak-bercak putih, pada bagian inferior berwarna putih. Pada
sisi kiri dan kanan terdapat gurat sisi.
Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir
atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar.
Lubang hidung ini merupakan lubang hidung eksternal, karena tidak tembus ke
rahang atas.
Memiliki tulang rahang atas dan tulang rahang bawah, yang bertulang
sejati. Ujung mulutnya (rostum) kasar bergerigi, karena terdapat gigi, bentuk susunan giginya melengkung
dan menempel pada rahang. Ikan lele ini memiliki sepasang tutup insang yang menyatu
dengan mandibula.
Sirip ikan lele merupakan tulang lemah. Sirip ekor panjang membulat,
tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip punggung memanjang
sepanjang badannya. Sirip anal menanjang dari bawah ekor sampai ke dekat anal.
Sirip dada dilengkapi dengan duri tajam (patil) yang beracun, selain itu juga
pada sirip dada terdapat lobus.
Memiliki insang yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang, yang
terdiri dari 4
buah daun
insang, sisir insang, septum yang lebih pendek dari filamennya.
Pada ikan lele tidak memiliki gelembung renang dan
pada usus tidak terdapat katup.
Gb. Ikan Lele dari lateral
|
Gb. Sirip Ikan pada Lele
|
Gb. Insang Ikan Lele
|
Gb. Tulang Penutup Insang Ikan Lele
|
Gb. Tulang Rahang Atas Tampak Depan
|
Gb. Rahang tampak Samping
|
Gb. Gigi Bagian Atas
|
Gb. Gigi Bagian Bawah
|
Gb. Katup Apiri pada Usus Ikan Lele
|
Gb. Usus Ikan Lele
|
6.
Ikan
Nilem
Kulit
ikan berlendir terlindungi oleh sisik stenoid yang berwarna hitam keabu- abuan
di sebelah atas dekat sirip punggung, berwarna bening dan agak kemerahan
disebelah bawah dekat sirip dada dan sirip perut. Kulit tersebut memiliki
tekstur halus dan tipis seperti selaput, berwarna hitam keabuan yang menyerupai warna sisiknya.
Ikan
nilem memiliki lubang hidung eksternal
yang salurannya tidak menembus rahang atas.
Memiliki rahang yang terdiri dari 1 tulang rahang atas dan 1 tulang rahang
bawah yang bertulang sejati. Ujung mulut (rostum) halus karena tidak terdapat
gigi. Memiliki sepasang tutup insang
(operculum) di bagian kiri dan kanan yang masing-masing terdiri dari 3 keping
yaitu 1 keping tutup insang dekat mata, 1 keping tutup insang atas, 1 keping
tutup insang bawah.
Memiliki insang yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang, yang
terdiri dari 3 buah filament daun insang, sisir insang, septum yang lebih
pendek dari filamennya. 2 buah pembuluh (aferen dan aferen).
Memiliki sirip yang terdiri dari sirip punggung berjari lemah berjumlah
16, sirip ekor berjari lemah berjumlah 19, sirip dada berpasangan yang berlobus
pada pangkal berjari lemah, sirip perut berpasangan tanpa lobus berjari lemah,
dan sirip anal berjari lemah. Ikan
nilem memiliki 2 buah gelembung renang yang berhubunganan berasal dari usus.
F.
Pembahasan
Ikan Mas dan
Ikan Tawes
Ciri-ciri ikan mas dan ikan tawes berdasar penelitian, membandingkan dengan
dasar teori dari 3 sumber yang di dapat yaitu:
a.
Kulit ikan
berlendir terlindungi oleh sisik dermal sikloid, ternyata sesuai dengan ciri
yang dijabarkan dalam landasan teori. (Kulit
ditutupi dengan sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang
tidak bersisik. Sistematika Vertebrata Pisces, 1988 ).
b.
Ikan mas dan
ikan tawes memiliki lubang hidung eksternal dan internal yang salurannya tidak terhubung.
Tidak dapat dibandingkan karena tidak menemukan sumber yang dijadikan landasan
teori.
c.
Memiliki rahang
yang dibangun oleh sejumlah tulang sejati. Hal ini sesuai dengan ciri yang
dijabarkan dalam landasan teori. (Rahang
merupakan struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati. Sistematika
Vertebrata Pisces, 1988 ).
d.
Memiliki
sepasang tutup insang (operculum) di bagian kiri dan kanan yang masing-masing
terdiri dari 4 keping. Tidak dapat dibandingkan karena tidak menemukan sumber
yang dijadikan landasan teori.
e.
Memiliki insang
yang terdiri dari daun insang dan lengkung insang yang terdiri dari 4 pasang filamen
insang. Hal ini sesuai dengan ciri yang dijabarkan dalam landasan teori. (Tiap lengkung insang berfilamen. Sistematika
Vertebrata Pisces, 1988 ). (Ikan bertulang
keras bernafas melewatkan air melalui empat atau lima pasang insang.
f.
Memiliki sirip
yang terdiri dari sirip punggung yang berjari keras dan lunak, sirip ekor berjari lemah, sirip dada berpasangan yang berlobus pada
pangkal
dengan berjari-jari lemah, sirip perut berpasangan tanpa lobus dengan berjari-jari lemah dan sirip
anal
yang bertulang lemah. Ada
sedikit perbedaan dengan gambar yang ada pada salah satu buku sumber yang
memperlihatkan bahwa ikan bertulang keras memiliki sirip punggung, sirip ekor,
sirip perut, serta sirip anal tanpa sirip dada dan sirip adiposa pada
karakteristik ikan trout. (Champbell dkk. 2002. Biologi.)
Gb. Ikan Bertulang Keras
|
g.
Ikan mas dan
ikan tawes memiliki 2 buah gelembung renang yang berhubunganan berasal dari
usus. Hal ini sesuai dengan ciri yang dijabarkan dalam landasan teori. (Paru-paru atau gelembung renang berkembang
sebagai penonjolan keluar dari saluran pencernaan makanan. Sistematika
Vertebrata Pisces, 1988 ).
G.
Kesimpulan
Osteichthyes merupakan ikan yang memiliki tulang
sejati,
Ciri mutlak yang ada
pada osteichthyes :
a.
Osteichtyes hidup di perairan yaitu air tawar dan air
laut
b.
Memiliki tulang rusuk yang berfungsi untuk melindungi
organ dalam tubuh ikan
c.
Rangka pada osteichtyes tersusun atas tulang sejati,
namun terdapat tulang rawan diantara tulang sejati sebagai bantalan
d.
Osteichtyes memiliki sirip.
e.
Memiliki rangka aksial.
Ciri Variabel pada osteichtyes :
a.
Sirip
Ikan
yang memiliki sirip punggung, sirip anal, sirip dada, sirip perut, sirip ekor
yaitu diantaranya ikan (nilem, gurame, mujaer, mas, dan tawes). Sedangkan ikan
yang tidak memiliki sirip perut yaitu ikan lele.
b.
Bentuk tubuhnya adalah torpedo, pipih, atau gepeng.
c.
Gelembung udara
Ikan yang memiliki
gelembung udara misalnya pada ikan mas, tawes, dan nilem. Sedangkan yang
tidak memiliki gelembung udara, seperti pada ikan gurame, mujair dan lele.
d.
Sisik
Memiliki
beberapa jenis sisik yang berbeda yaitu :
Sikloid,
contohnya pada tawes, gurame, dan mujaer.
Stenoid,
contohnya pada ikan nilem dan ikan mas.
Ika yang tidak
memiliki sisik misalnya pada ikan lele.
e.
Lubang hidung
Lubang hidung Eksternal contohnya pada ikan lele, mujaer, nilem dan gurame.
Lubang hidung Eksternal
dan Internal
contohnya pada ikan mas dan tawes.
f.
Gigi
Dari
hasil pengamatan, Ikan yang memiliki gigi yaitu ikan lele, gurame, dan mujaer. Sedangkan ikan yang
tidak memiliki gigi yaitu ikan tawes, nilem, dan ikan mas.
Contoh
yang mewakili Osteichthyes adalah Ikan mas, gurame, tawes, mujaer, nilem, dan
Lele.
Gb. Ikan Mas
|
Gb. Ikan Gurame
|
Gb. Ikan Tawes
|
Gb. Ikan Mujaer
|
Gb. Ikan Lele
|