Analisis Simulasi Metode Demonstrasi


ANALISIS SIMULASI
METODE DEMONSTRASI
(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Biologi)
Dosen : Endang Supriatman, Drs.



Disusun Oleh
Kelompok SMP Kelas VII
1.      Cucu Fitriyani             2119090032
2.      Iis Munawaroh            2119090101
3.      Moch. Saeffulloh        2119090130
4.      Panji Taga Alam          2119090154
5.      Rida Soelistiawati       2119090160
6.      Susi Sulatri                  2119090201


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2011

A.  Hasil Pengamatan Simulasi Metode Demonstrasi
·         Nama Guru Simulasi   : Rida Soelistiawati
·         Kelas                           : VII
·         Materi Pokok              : Mikroskop
Pukul 08.20 WIB.
Guru
:
“Assalamualaikum, minggu lalu kita telah berbicara mengenai kerja ilmiah"
Guru
:
“Ada yang tahu tidak tentang mikroskop?”
Siswa-siswa
:
(diam, tidak ada yang menjawab, seperti kebingungan)
Guru
:
(bicara mengenai sejarah mikroskop sampai dengan mikroskop monokuler – sambil dibaca)
Pukul 08.23 WIB.
(Dimeja guru ada dua mikroskop)
Guru
:
“Ini disebut ....” (sambil menunjukan bagian-bagian mikroskop), (menerangkan sambil membaca), (keadaan kelas biasa ....)
Pukul 08.28 WIB.
Guru
:
“Ini skrup untuk ....“ (sambil dibaca)
“ Ini revolver untuk ....” (sambil dibaca)
“Yang kedua adalah bagian optik” (menjelaskann dengan membaca dan fokus pada buku bacaan) (tidak fokus ke siswa)
Pukul 08.29 WIB.
(Guru terus membaca)
Pukul 08.30 WIB.
Guru
:
“Yang pertama, meletakan preparat di maja ....” (menerangkan cara menggunakan mikroskop)
(terus membaca, artinya guru tidak menguasai materi)
Pukul 08.34 WIB.
Guru
:
(Membaca buku dan bertanya-tanya pada teman sekelompoknya)
Pukul 08.36 WIB.
Guru
:
“Selanjutnya cara membuat preparat ...." (dibaca lagi .... )
Pukul 08.37 WIB.
Guru
:
(bertanya pada beberapa siswa)
Siswa
:
(Edwin) (tidak dapat menjawab, seperti tidak mengerti)
(Erma) (tidak dapat menjawab, seperti kebingungan)
(Rudi) (tidak dapat menjawab juga)
Pukul 08.38 WIB.
Guru
:
(Berdiri sambil memegang mikroskop dengan tangan kanan, menunjukan bagian-bagian mikroskop dengan tangan kiri)
(terlihat ragu)
Siswa-siswa
:
(Gaduh/tidak tenang!!!)
Pukul 08.39WIB.
Guru
:
(mikroskop diletakan di meja lagi)
Siswa-siswa
:
(gaduh dan banyak yang ngobrol)
Pukul 08.40 WIB.
Guru
:
(Berdiri sambil memegang mikroskop dengan tangan kanan, menunjukan bagian-bagian mikroskop dengan tangan kiri)
(menghampiri satu siswa (Edwin) kemudian bertanya)
“Ini namanya apa?”
Edwin
:
(diam, tidak tahu jawabannya)
Guru
:
“Ini namanya revolver”
Siswa
:
“Kenapa mesti digerakkan Bu?”
Guru
:
“Ini untuk mengamati suatu benda”
Pukul 08.42 WIB.
Guru
:
(pergi ke meja guru dan menyimpan mikroskopnya)
Pukul 08.45 WIB.
Guru
:
(berkomunikasi dengan teman sekelompoknya)
“ini preparat duodenum” (preparatnya berada di meja guru)
Pukul 08.46 WIB.
Guru
:
(menyuruh siswa maju ke depan untuk melihat sayatan dari sel duodenum yang dilihat melalui mikroskop) “Sok siapa yang mau maju?”
Puji
:
(maju ke depan)
(Edwin ikut-ikutan ke depan, ingin melihat juga)
Pukul 08.50 WIB.
Guru
:
(sambil baca buku) “Ambil air terus ditetesi ke preparat” (tapi preparatnya bohongan dan air dalam petridisnya pun tidak ada)
Pukul 08.52 WIB.
Guru
:
“.... itu cara membuat preparat”
Pukul 08.53 WIB.
Guru
:
“Ada yang mau bertanya ga?”
Annisa
:
“Ibu, pengertian mikroorganisme itu apa?”
Guru
:
“Mikroorganisme, sel-sel mahluk hidup yang berukuran kecil”
Ade Nina
:
“Jadi harus mahluk hidup yang berukuran kecil ya Bu?”
Guru
:
Iya
Ai Santi
:
“Kalau melihat bakteri bisa Bu?”
Guru
:
“Iya tentu bisa”
Igus
:
“Bakteri itu apa Bu?”
Guru
:
(tidak menjawab)
Pukul 08.55 WIB.

(Suasana sepi lagi)
Guru
:
“Sama Ibu ditunjuk saja dari absen”
Siswa
:
“ ya Ali maju!”
(Ali maju ke depan)
Ali
:
(Menunjukan bagian-bagian mikroskop sambil menyebut namanya)
Guru
:
“Sok, satu orang lagi”
(Annisa maju ke depan)
Annisa
:
“Yang ini kaki mikroskop, yang ini lensa okuler, dst....”
(menunjukan semua bagian mikroskop dengan benar, dan menanyakan masing-masing dari fungsi bagian mikroskop tersebut)
Guru
:
Ada yang mau bertanya?”
Rudi
:
“Kalau meneliti, enaknya sambil gimana?”
Guru
:
(memperagakan)
Eni
:
“Bisa tidak pakai cahay lampu, tidak cahaya matahari?”
Guru
:
“Tidak bisa”
Ade Nina
:
“Preparat itu apa?”
Guru
:
“Tempat untui meneliti, alat untuk menyimpan objek”
Ai Santi
:
“Seperti apa preparat itu?”
Guru
:
“Seperti ini” (Sambil ditunjukan)
Siswa
:
“Oohhh”
Pukul 09.03 WIB.
Guru
:
“Sudah sampai disini saja ya”
                                                                                
B.  Analisis Simulasi Metode Demonstrasi
1.      Keunggulan
a.       Metode Demonstrasi
·      Pada pukul 08.23 WIB, guru memperlihatkan dan menunjukan bagian mikroskop. Alasan disebut metode demonstrasi karena guru memperlihatkan dan menunjukan bagian-bagian mikroskop.
·      Dipilihnya materi mikroskop untuk diterangkan dengan menggunakan metode demonstrasi sangatlah tepat, sesuai dengan salah satu fungsi metode demonstrasi yaitu dilakukan jika bersangkutan dengan benda mahal, mudah pecah, mudah rusak, dan berbahaya. Mikroskop merupakan benda yang mahal. Selain itu, preparat yang termasuk dalam penjelasan materi mikroskop merupakan benda yang mudah pecah.
·      Dengan dilakukannya metode demonstrasi, siswa mengetahui bentuk mikroskop, fungsinya, dan cara pemakaiannya secara nyata, tidak hanya melihat dari gambar. Ini terlihat pada pukul 08.23 s.d. 08.30 guru menjelaskan dan menunjukan bagain-bagian mikroskop beserta fungsi dan cara pemakaiannya.
Selain itu, siswa jadi tahu tentang mikroskop tanpa harus memiliki mikroskop tersebut.
·      Waktu yang dipakai dalam metode demonstrasi ini lebih efektif dibandingkan dengan siswa mempelajari sendiri mikroskop di rumah dengan hanya menggunakan buku sumber. Hal ini terrlihat dari pertemuan yang dijadwalkan dalam RPP hanya 2x pertemuan.
b.      Kurikulum yang sedang Berlaku
Kurikulum yang sedang berlaku yaitu KTSP 2006.
Dilihat berdasarkan Hakikat Biologi :
Ø  Metode dan Sikap Ilmiah
o   Keterampilan proses IPA mampu dikembangkan oleh guru karena mampu menggunakan alat mikroskop dan mengetahui fungsi dari bagian-bagian mikroskop.
o   Siswa memiliki keterampilan IPA dalam berkomunikasi yaitu mampu mengajukan pertanyaan pada guru tentang mikroskop.
Ø  Kata Kerja Operasional
Guru mampu memakai kata kerja operasional dalam mengajar, yaitu (menjelaskan, menerangkan, dan mendeskripsikan).
Ø  Karakteristik Siswa
Peserta didik (siswa) sudah mencapai tahap perkembangan aspek kognitif, karena sudah mampu menangkap materi yang diberikan oleh guru.
Peserta didik (siswa) sudah mencapai tahap perkembangan aspek psikomotorik, karena mampu menjawab dan mengajukan pertanyaan, meskipun dengan gerakan-gerakan perabaan terhadap materi.
c.       Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran yang dipakai adalah pendekatan Keterampilan Proses.
Dalam hal ini, siswa mampu mengamati bagian-bagian mikroskop serta menjelaskan fungsi-fungsi mikroskop. Terlihat pada pukul 08.55, Annisa dan Ali maju ke depan untuk menunjukan kembali bagian-bagian mikroskop.
Selain itu, dalam pendekatan ini, salah satu pilarnya adalah ilmu terbuka untuk dipertanyakan kembali. Dalam hal ini, keterampilan menggunakan mikroskop dapat digunakan dalam mengamati apapun dengan memakai mikroskop. Dengan kata lain apapun yang akan diamati, keterampilan menggunkan mikroskop tetap sama.
d.      Paradigma Pembelajaran
·      Prosentase Keaktifan Siswa
Jumlah siswa 30 orang, siswa yang aktif (bertanya, mampu menyebutkan kembali apa yang dijelaskan gurunya, dan  menjawab hal yang di tanyakan oleh guru maupun rekan-rekannya) adalah 10 orang (33,3%). Sedangkan prosentase keaktifan guru 66,7%. Terlihat dari sepanjang penyajian materi, guru lebih banyak menjelaskan dan siswa lebih banyak menyimak. Hal ini termasuk ke dalam kelebihan karena pada dasarnya metode demonstrasi memang seperti itu, keaktifan guru lebih besar daripada siswa.
2.      Kelemahan
a.       Metode Demonstrasi
·      Pada awal pembelajaran, guru langsung menyebutkan sambil menunjukan bagian mikroskop kepada siswa tanpa berusaha menimbulkan terlebih dahulu masalah agar siswa lebih aktif.
·      Tidak ada cara untuk menyelesaikan masalah karena pada awalnya masalah tidak ditimbulkan.
·      Guru lebih banyak menyajikan metode ceramah daripada metode demonstrasi, ini terlihat pada hampir setiap kesempatan guru hanya menerangkan dengan membaca buku, bukan dengan menunjukan langsung kepada objek.
·      Alat peraga yang sangat penting dalam demonstrasi ini yaitu mikroskop ada dua buah, akan tetapi sangat disayangkan yang dapat didemonstrasikan dengan baik hanya satu saja, karena yang satunya lagi tidak ada kondensor dan diafragmanya.
·      Guru banyak melepaskan perhatian pada siswa saat berdemonstrasi. Hal ini dikarenakan guru kurang menguasai materi yang terlihat pada hampir 80% pegajaran yang dilakukan hanya membaca buku. Selain itu, banyak efisiensi waktu yang berkurang karena guru lebih banyak diam.
b.      Kurikulum yang sedang Berlaku
Kurikulum yang sedang berlaku yaitu KTSP 2006.
Dilihat berdasarkan Hakikat Biologi :
Ø  Metode dan Sikap Ilmiah
o   Keterampilan proses IPA tidak mampu dikembangkan oleh guru secara efektif, karena banyak keterampilan IPA yang tidak dimunculkan, contohnya materi yang tidak dikuasai sehingga terpaku pada buku, tidak mampu memfokuskan siswa sepenuhnya selama jam pelajaran, dan tidak mampu memunculkan masalah dalam metode demonstrasi.
o   Siswa tidak menunjukan keterampilan proses IPA dengan baik karena tidak mampu memahami materi secara sepenuhnya, suasana yang ribut ketika kegiatan belajar mengajar, dan ada siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Ø  Kata Kerja Operasional
Guru tidak memakai kata kerja operasional secara efektif, karena masih banyak kata kerja yang tidak dipakai dalam mengajar.
Ø  Karakteristik peserta didik
Peserta didik (siswa) belum mencapai tahap perkembangan aspek afektif, karena belum sepenuhnya mamahami materi, sehingga belum bisa mengaplikasikan dari materi yang diberikan guru.
c.       Jenjang Kognitif dari Bloom
·      Pengetahuan berfikir siswa hanya sampai C1 (tahu).
Hal ini terlihat pada pukul 08.55 ketika Annisa ditanya bagian mikroskop hanya sekedar tahu belum bisa sampai faham karena Annisa masih menanyakan fungsinya. Jika annisa yang dalam hal ini sebagai perwakilan dari siswa bisa tahu sendiri apa fungsi dari bagian-bagian mikroskop tanpa harus bertanya pada gurunya, berarti metode demostrasi yang dilakukan sudah dapat menempatkan muridnya pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu faham.
d.      Paradigma Pembelajaran
·      DDCH, alasannya karena siswa hanya datang, duduk, catat, dan hafal saja tanpa dapat memahami materi yang disampaikan. Selain itu, keaktifan siswa kurang.
·      Pilar pendidikan dari UNESCO
Termasuk pada pilar “Learning to Know”, siswa hanya sekedar tahu, yang ditonjolkan hanya aspek konitif saja sedangkan afektif dan psikomotorik kurang.
C.  Usulan
·         Pada RPP tidak dicantumkan pendekatan pembelajaran. Seharusnya pendekatan pembelajaran dicantumkan supaya penyampaian materi kepada siswa lebih terfokus.
·         Dalam metode demonstrasi ini, seharusnya mikroskop yang di gunakan di berikan juga pada siswa yang telah dibagi dalam beberapa kelompok kecil supaya lebih mengerti dan dapat terfokus, karena benda yang diamati ada di depan mereka. Selain itu, siswa dapat lebih tenang dan dapat lebih dikendalikan dengan adanya kelompok kecil tersebut.

D.  Daftar Pustaka
Supriatman, Endang (2011). Metode Demonstrasi untuk Kelompok SMP Kelas VII. From http://mtbio-esp.blogspot.com/, 26 April 2011
Supriatman, Endang (2011). Pedoman Sistematika Makalah Analisis. From http://mtbio-esp.blogspot.com/, 26 April 2011

E.  Lampiran