Menuju Kepada Pemahaman Dienul Islam

Ad-Dien menurut bahasa berarti tunduk dan berserah diri (QS. 4 : 125, QS. 3 : 83), balasan, undang-undang (QS. 12 : 76) dan yang paling tepat adalah Undang-undang (QS. 5 : 48-50). Dienul Islam berasal dari kata "Dien" yang berarti agama yaitu agama Islam dan segala hal yang berkaitan dengan Islam.

Pemahaman Islam berbeda dengan agama-agama lain. Islam adalah nama pemberian dari Allah (QS. 5 : 3) sedangkan nama-nama agama lain adalah kreasi manusia yang dihubungkan dengan asal muasal atau pendiri agama tersebut. Seperti Nasrani-Nazareth (nama tempat), Budha-Budha Gautama (pendiri), Hindu-Hindustan (nama tempat), Yahudi-Yehuda (julukan nabi Yakub, pejalan malam hari), sedangkan Islam berasal dari kata aslama-menyerahkan diri, silm-selamat yang diberikan oleh Allah dalam Al-Quran.

Terdapat beberapa karakteristik Islam, diantaranya :
1. Islam sebagai sistem keimanan (QS. 2 : 225). Fitrah manusia adalah meyakini adanya satu kekuatan dibalik alam raya ini, islam datang untuk menuntun manusia kepada fitrah tersebut.
2. Islam sebagai sistem syari'ah (QS. 5 : 48-50. Konsekuensi dari adanya keimanan terhadap keberadaan Allah SWT menuntut adanya kemauan manusia untuk tunduk mengikuti kemauan-Nya, menjalankan syari'ah yang telah dijalankan.
3. Islam sebagai 'nidzam' (Way of Life). Disamping yang telah disebutkan diatas, islam haruslah dipakai sebagai referensi dalam memandang segala hal dalam kehidupan ini. Seperti dari mulai masalah kebersihan sampai strategi perang, semua telah diatur dalam Islam. (QS. 7 : 99, QS. A : 138, QS. 2 : 151, QS. 24 : 7).

Aqidah Agama Islam

Iman, Islam dan Ihsan merupakan pokok aqidah islam yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain sehingga tidak akan sempurna seseorang yang mempelajari ketiga hal tersebut secara sektoral atau terpisah-pisah. Ketiga pokok aqidah tersebut diibaratkan sebuah bangungan yang disebut sebagai rumah kita, yang secara global terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1. Rukun Iman
Bagian ini berfungsi sebagai fondasi yang terdiri dari tiga unsur yaitu pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Jadi Iman adalah keyakinan sekaligus juga amal (QS. 49 : 15).

2. Rukun Islam
Islam dibangun diatas lima dasar yaitu rukun islam. Ibarat sebuah rumah rukun islam adalah tiang-tiang / penyangga bangunan keislaman seseorang. Didalamnya mencakup hukum-hukum islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya islam mencakup lima perkara : bersaksi sesungguhnya (sahadat), mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan". (HR. Bukhari Muslim). Tetapi bagi siapa yang mengerjakan Rukun Islam yang lima, belum berarti dia telah total masuk Islam, ia hanya baru membangun landasan bagi amal-amalanya.

Rukun Islam merupakan landasan operasioal dari Rukun Iman (QS. 7 : 172) :
a. Syahadat adalah 'agreement' (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT.
b. Shalat adalah 'training' agar setiap muslim dikehidupannya sujud (beribadah) kepada Allah SWT. (QS. 6 : 162).
c. Zakat adalah 'training' agar menginfakan hartanya, karena dalam setiap harta seorang muslim itu adalah milik Allah. (QS. 57 : 7, QS. 59 : 7).
d. Puasa adalah 'training' agar mengendalikan kebiasaan pada jasmani yaitu makan dan minum dan rohani yaitu hawa nafsu. (QS. 2 : 185).
e. Haji adalah 'training' dalam pengorbanan jiwa dan harta dijalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. (QS. 22 : 27-28).

3. Ihsan (Perbuatan Baik dan Berkualitas)
Ihsan dianalogkan sebagai atap bangunan Islam yang berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama. Terdapat dua alasan mengapa kita harus berbuat ihsan. Pertama, adanya monitoring Allah (Muraqabatullah) dan kedua, adalah adanya kebaikan Allah (Ihsanullah). (QS. 28 : 77, QS. 108 : 1-3).
Artinya tegaknya Islam dalam diri seseorang bergantung pada kualitas pondasinya dan daya tahan islam pada diri seseorang bergantung pada kualitas atapnya. Jadi satu sama lain harus saling mendukung.