Arti Lambang Kwartir Gerakan Pramuka Jawa Barat



Arti Lambang :
1. Tameng melambangkan Benteng diri yang tangguh, menunjukan ketahanan dan kekuatan.
2. Gedung Sate melambangkan Pusat Pembangunan Jawa Barat.
3. Tusuk sate menggambarkan tujuan pendidikan kepramukaan yaitu manusia seutuhnya yaitu manusia Pancasila.
4. Atap atas 3 lapis menunjukan Trisatya Pramuka.
5. Atap dan bangunan bagian bawah ada 2 bagian kiri dan kanan menunjukan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing.
6. Jendela atas 4 dan bawah 6 yang berjumlah 10 buah menunjukan Dasa Dharma Pramuka.
7. Tangga ada 4 menunjukan kelompok anak didik : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.
8. Kitri ada 2 kanan dan kiri menunjukan Pramuka Putra dan Putri, masing-masing kitri mempunyai ini dalam bentuk bulat menunjukan Satu Pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan.
9. Akar panjang masuk ke tanah menunjukan gerakan pendidikan pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat.
10. Lingkaran atas berwarna putih melambangkan peserta didik dalam keadaan awal pendidikan dalam Gerakan Pramuka baik putra maupun putri dan bagian bawah menggambarkan unsur pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka.
11. Pita/tali adalah pengikat kesatuan arah dalam pendidikan Pramuka.

Warna Lambang :
1. Warna Putih
Keterbukaan, kesiapan pendidikan dan pembangunan, memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan pembangunan.
2. Warna Kuning
Menunjukan sifat agung, sederajat dan mulia dari arah pendidikan yang diharapkan.
3. Warna Hitam
Menunjukan Lambang pembinaan.
4. Warna Hijau
Menunjukan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan.
5. Warna Merah
Menunjukan kekuatan dan keberanian dalam pendidikan.


Ingin mendapatkan  informasi yang lebih lengkap dari artikel di atas, silahkan kunjungi sumbernya LayarGadget.

Definisi Belajar

Menurut Gage (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

1. Perubahan Perilaku
Gagasan, bahwa belajar menyangkut perubahan dalam organisma berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar kita membandingkan cara organisma itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara organgsma itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.
Selanjutnya, yang terjadi ialah perubahan perilaku dalam proses belajar. Perubahan dalam sifat-sifat fisik, misalnya tinggi dan berat, tidak termasuk belajar. Demikian pula perubahan dalam kekuatan fisik, misalnya kemampuan untuk mengangkat, yang terjadi sebagai suatu hasil perubahan fsiologis dalam besar otot atau efisiensi dari proses-proses sirkulasi dan respirasi.

2. Perilaku Terbuka
Belajar yang kita simpulkan, terjadi bila perilaku hewan-hewan, termasuk manusia, berubah. Perilaku menyangkut aksi atau tindakan, aksi-aksi otot atau aksi-aksi kelenjar, dan gabungan dari kedua macam aksi itu. Yang menjadi perhatian utama ialah perilaku verbal dari manusia, sebab dari tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam perilaku telah terjadi. Perubahan dari "ba-ba" menjadi "bapak", dari menulis se ko lah menjadi menulis sekolah, memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa belajar telah terjadi. Perilaku berbicara, menulis, dan bergerak, dan lain-lainya, memberi kesempatan pada kita untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa, mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif, dan lain-lainya. Perilaku terbuka dari organisma selalu menjadi pusat perhatian kita. Beberapa ahli psikologi hanya memusatkan pada perilaku terbuka. Mereka disebut para ahli psikologi perilaku (behaviorists). Para ahli psikologi yang lain menganggap perilaku terbuka sebagai suatu tanda untuk menyimpulkan apa yang terjadi dalam pikiran seseorang. Mereka kerap kali disebut para ahli psikologi kognitif. Tetapi semua ahli psikologi perlu mengamati perilaku terbuka untuk dapat menentukan apakah terjadi perubahan.

3. Belajar dan Pengalaman
Komponen terakhir dalam definisi ialah "sebagai suatu hasil pengalaman." Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk mendefinisikannya. Biasanya batasan ini dilakukan dengan memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku yang tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman. Di atas telah kita kemukakan beberapa macam perubahan semacam ini dalam usaha untuk menjelaskan perilaku. Jadi, perubahan perilaku yang disebabkan oleh kelelahan, adaptasi indera, obat-obatan, dan kekuatan mekanis, tidak dianggap sebagai perubahan yang disebabkan oleh pengalaman, dan karena itu tidak dapat dianggap, bahwa belajar telah terjadi. Bila seseorang masuk ke dalam kamar yang gelap, lambat laun ia akan melihat lebih jelas; perubahan yang dialami orang ini diakibatkam oleh pembukaan pupil dan perubahan-perubahan fotokimia dalam retina, merupakan sesuatu yang fisiologis, dan tidak mewakili belajar. Perubahan-perubahan dalam perilaku yang disebabkan oleh alkohol atau obat-obat lainnya tidak dapat dianggap sebagai belajar, sebab perubahan-perubahan ini pun bersifat fisiologis.

4. Belajar dan Kematangan
Proses lain yang menghasilkan perubahan perilaku, yang tidak termasuk belajar ialah kematangan. Perubahan perilaku yang disebabkan oleh kematangan terjadi, bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan pengembangan dari organisma-organisma secara fsiologis. Berjalan dan berbicara berkembang dalam manusia pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan ini dari pada oleh belajar. Suatu tingkat kematangan tertentu merupakan prasyarat belajar berbicara, walaupun pengalaman dengan orang dewasa yang berbicara dibutuhkan untuk membantu kesiapan yang dibawa oleh kematangan.
Setelah semua bentuk-bentuk perubahan-perubahan (yaitu yang disebabkan oleh proses-proses fsiologis, mekanik, dan kematangan) dikeluarkan dari kategori perubahan-perubahan yang mencerminkan belajar, akhirnya perubahan-perubahan apakah yang tinggal sebagai hasil belajar? Jawabanya ialah, bahwa belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, dimana terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respons-respons.

Sumber: (Teori-Teori Belajar, Ratna Wilis Dahar) .

Dasa Darma Pramuka

Pramuka itu:

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan ksatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Proses Awal Perkembangan Islam di Indonesia

Agama islam lahir di kota Mekah, Arab Saudi. Agama islam pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW.
A. Proses awal penyebaran agama dan kebudayaan islam di Indonesia.
1). Masa kedatangan islam (kemungkinan sudah terjadi sejak abad ke-7 sampai dengan abad ke-8 Masehi).
2). Masa penyebaran islam (mulai abad ke-13 sampai dengan abad ke-16 Masehi, islam menyebar ke berbagai penjuru pulau di Nusantara).
3). Masa perkembangan islam (mulai abad ke-15 Masehi dan seterusnya melalui kerajaan-kerajaan islam).
Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan secara damai.
Cara penyebaran agama dan kebudayaan islam di Indonesia melalui saluran sebagai berikut:
1. Saluran Perdagangan
Perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia yang ramai mulai abad ke-7 s.d abad ke-16 antara Eropa, Timur Tengah, India, Asia Tenggara dan China.
2. Saluran Perkawinan
Misalnya: Perkawinan Maulana Ishak dengan putri Raja Blambangai yang melahirkan Sunan Giri. Perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung Wilatika, dll.
3. Saluran Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran Ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal magis. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal: Hamzah Fansyuri, Syamsudin as-Sumatrani, Nur al-Din al-Raniri, Abdul al-Rauf, Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar dan Sunan Panggung.
4. Saluran Pendidikan
Lembaga pendidikan islam tertua adalah Pesantren. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan islam di Jawa: Pesantren Sunan Ampel dan Pesantren Sunan Giri.
5. Saluran Seni Budaya
a. Seni bangunan (Mesjid), ciri Hindu-Budha Mesjid Agung Demak, Mesjid Agung Sendang Duwur Tuban, Mesjid Agung Kasepuhan Cirebon, Mesjid Agung Banten, Mesjid Baiturrahman Aceh dan Mesjid Ternate.
b. Seni budaya, Nisan makam kuno di Demak, Kudus, Cirebon, Tuban dan Madura menunjukkan budaya sebelum islam, yang dipelihara sampai sekarang. Perayaan grebek Maulud (Sekaten) di Yogyakarta, Surakarta dan Cirebon. Selain itu Islamisasi melalui seni wayang.
c. Seni Sastra, Islamisasi melalui seni sastra ditempuh dengan cara menyebar buku-buku tasawuf, hikayat dan babad ke dalam bahasa pergaulan (Melayu).
6. Saluran Dakwah
Para Wali Sanga berjuang dalam penyebaran agama islam di berbagai daerah di Pulau Jawa:
- Maulana Malik Ibrahim
- Sunan Ampel
- Sunan Drajat
- Sunan Bonang
- Sunan Giri
- Sunan Kalijaga
- Sunan Kudus
- Sunan Muria
- Sunan Gunung Jati

Menuju Kepada Pemahaman Dienul Islam

Ad-Dien menurut bahasa berarti tunduk dan berserah diri (QS. 4 : 125, QS. 3 : 83), balasan, undang-undang (QS. 12 : 76) dan yang paling tepat adalah Undang-undang (QS. 5 : 48-50). Dienul Islam berasal dari kata "Dien" yang berarti agama yaitu agama Islam dan segala hal yang berkaitan dengan Islam.

Pemahaman Islam berbeda dengan agama-agama lain. Islam adalah nama pemberian dari Allah (QS. 5 : 3) sedangkan nama-nama agama lain adalah kreasi manusia yang dihubungkan dengan asal muasal atau pendiri agama tersebut. Seperti Nasrani-Nazareth (nama tempat), Budha-Budha Gautama (pendiri), Hindu-Hindustan (nama tempat), Yahudi-Yehuda (julukan nabi Yakub, pejalan malam hari), sedangkan Islam berasal dari kata aslama-menyerahkan diri, silm-selamat yang diberikan oleh Allah dalam Al-Quran.

Terdapat beberapa karakteristik Islam, diantaranya :
1. Islam sebagai sistem keimanan (QS. 2 : 225). Fitrah manusia adalah meyakini adanya satu kekuatan dibalik alam raya ini, islam datang untuk menuntun manusia kepada fitrah tersebut.
2. Islam sebagai sistem syari'ah (QS. 5 : 48-50. Konsekuensi dari adanya keimanan terhadap keberadaan Allah SWT menuntut adanya kemauan manusia untuk tunduk mengikuti kemauan-Nya, menjalankan syari'ah yang telah dijalankan.
3. Islam sebagai 'nidzam' (Way of Life). Disamping yang telah disebutkan diatas, islam haruslah dipakai sebagai referensi dalam memandang segala hal dalam kehidupan ini. Seperti dari mulai masalah kebersihan sampai strategi perang, semua telah diatur dalam Islam. (QS. 7 : 99, QS. A : 138, QS. 2 : 151, QS. 24 : 7).

Aqidah Agama Islam

Iman, Islam dan Ihsan merupakan pokok aqidah islam yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain sehingga tidak akan sempurna seseorang yang mempelajari ketiga hal tersebut secara sektoral atau terpisah-pisah. Ketiga pokok aqidah tersebut diibaratkan sebuah bangungan yang disebut sebagai rumah kita, yang secara global terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1. Rukun Iman
Bagian ini berfungsi sebagai fondasi yang terdiri dari tiga unsur yaitu pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Jadi Iman adalah keyakinan sekaligus juga amal (QS. 49 : 15).

2. Rukun Islam
Islam dibangun diatas lima dasar yaitu rukun islam. Ibarat sebuah rumah rukun islam adalah tiang-tiang / penyangga bangunan keislaman seseorang. Didalamnya mencakup hukum-hukum islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya islam mencakup lima perkara : bersaksi sesungguhnya (sahadat), mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan". (HR. Bukhari Muslim). Tetapi bagi siapa yang mengerjakan Rukun Islam yang lima, belum berarti dia telah total masuk Islam, ia hanya baru membangun landasan bagi amal-amalanya.

Rukun Islam merupakan landasan operasioal dari Rukun Iman (QS. 7 : 172) :
a. Syahadat adalah 'agreement' (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT.
b. Shalat adalah 'training' agar setiap muslim dikehidupannya sujud (beribadah) kepada Allah SWT. (QS. 6 : 162).
c. Zakat adalah 'training' agar menginfakan hartanya, karena dalam setiap harta seorang muslim itu adalah milik Allah. (QS. 57 : 7, QS. 59 : 7).
d. Puasa adalah 'training' agar mengendalikan kebiasaan pada jasmani yaitu makan dan minum dan rohani yaitu hawa nafsu. (QS. 2 : 185).
e. Haji adalah 'training' dalam pengorbanan jiwa dan harta dijalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. (QS. 22 : 27-28).

3. Ihsan (Perbuatan Baik dan Berkualitas)
Ihsan dianalogkan sebagai atap bangunan Islam yang berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama. Terdapat dua alasan mengapa kita harus berbuat ihsan. Pertama, adanya monitoring Allah (Muraqabatullah) dan kedua, adalah adanya kebaikan Allah (Ihsanullah). (QS. 28 : 77, QS. 108 : 1-3).
Artinya tegaknya Islam dalam diri seseorang bergantung pada kualitas pondasinya dan daya tahan islam pada diri seseorang bergantung pada kualitas atapnya. Jadi satu sama lain harus saling mendukung.