Jakarta, Selain dapat menghilangkan kantuk, rasa cabai yang menimbulkan sensasi terbakar ternyata juga bisa membakar lemak dan menurunkan berat badan. Bagaimana cabai bisa menurunkan berat badan?
Cabai secara alami mengandung bahan kimia dan senyawa yang dapat meningkatkan proses pembakaran lemak dalam tubuh. Ketika menggigit cabai, maka mulut seolah-olah seperti terbakar, bahan aktif yang disebut Capsaicin adalah penyebabnya.
Capsaicin merupakan bahan kimia nabati yang berasal dari alam. Bahan ini dirancang oleh cabai untuk sistem pertahanan dirinya agar tidak dimakan oleh pemangsa seperti hewan.
Seperti dilansir dari Dailymail, Kamis (29/4/2010), para peneliti menyatakan bahwa panas yang dihasilkan oleh lapisan oksida makanan pedas mampu membakar lemak dan meningkatkan metabolisme.
Pada dasarnya, ketika seseorang mengonsumsi cabai merah, tubuh akan bereaksi terhadap cabai tersebut dengan menimbulkan rangsangan reaksi panas. Ketika panas tubuh meningkat, proses termogenik dalam tubuh akan berlaku.
Proses termogenik secara sederhana adalah tingkat di mana tubuh mampu membakar kalori dan lemak tubuh. Hal ini lebih sering digambarkan sebagai metabolisme tubuh.
Metabolisme yang semakin efisien dan cepat dapat pula mempercepat pembakaran lemak dan proses penurunan berat badan.
Penelitian dilakukan terhadap 34 pria dan wanita dengan diberi makanan rendah kalori, yang dilengkapi dengan pemberian makanan pedas dan non-pedas dari cabai merah dan dari pil plasebo.
Mereka menemukan bahwa tingkat energi yang dikeluarkan oleh partisipan yang diberi Capsaicin lebih tinggi hampir dua kali lipat daripada Triallists yang terkandung pada plasebo.
Bukti lain adalah dapat meningkatkan laju metabolisme sampai 50 persen selama tiga jam setelah makan makanan mengandung Capsaicin. Efek cabai merah juga dapat membuat orang berkeringat setelah memakannya.
Selain menghancurkan lemak, seperti dilansir dari Ezinearticles, Capsaicin pada cabai merah juga dapat menghancurkan sel-sel kanker. Secara khusus, dalam satu percobaan klinis, hampir 80 persen sel-sel kanker prostat rusak akibat efek dari Capsaicin.
Penelitian lain juga menemukan bahwa cabai merah merupakan penghilang rasa sakit yang efektif. Selain itu juga bisa mencegah dan mengobati sinusitis.
Untuk mendapat khasiat, cabai merah dapat ditambahkan pada makanan ringan atau makanan utama. Penggunaan cabai merah ini dapat dicampurkan dalam makanan apa saja, tapi sebaiknya pada makanan-makanan rendah lemak, agar penurunan berat badan semakin efektif.
Namun, pada sebagian orang, cabai merupakan pantangan, seperti pada penderita maag atau orang-orang yang sensitif terhadap rasa pedas cabai. Kini Capsaisin pada cabai merah telah dimoderenisasi dan dikemas dalam bentuk kapsul, yang disebut dengan Capsiplex.
Menurut penelitian di Universitas Oklahoma, seperti dilansir dari Dailymail, pembakaran kalori Capsaicin dalam kapsul ini sama halnya dengan melakukan 80 menit berjalan kaki atau jogging selama 25 menit, yaitu membakar 278 kalori.
Dan sekarang penggunaan Capshaicin dalam kapsul ini banyak digunakan oleh artis-artis luar negeri seperti Jennifer Lopez, Brad Pitt dan Britney Spears.
sumber : www.unila.ac.id
Cabai secara alami mengandung bahan kimia dan senyawa yang dapat meningkatkan proses pembakaran lemak dalam tubuh. Ketika menggigit cabai, maka mulut seolah-olah seperti terbakar, bahan aktif yang disebut Capsaicin adalah penyebabnya.
Capsaicin merupakan bahan kimia nabati yang berasal dari alam. Bahan ini dirancang oleh cabai untuk sistem pertahanan dirinya agar tidak dimakan oleh pemangsa seperti hewan.
Seperti dilansir dari Dailymail, Kamis (29/4/2010), para peneliti menyatakan bahwa panas yang dihasilkan oleh lapisan oksida makanan pedas mampu membakar lemak dan meningkatkan metabolisme.
Pada dasarnya, ketika seseorang mengonsumsi cabai merah, tubuh akan bereaksi terhadap cabai tersebut dengan menimbulkan rangsangan reaksi panas. Ketika panas tubuh meningkat, proses termogenik dalam tubuh akan berlaku.
Proses termogenik secara sederhana adalah tingkat di mana tubuh mampu membakar kalori dan lemak tubuh. Hal ini lebih sering digambarkan sebagai metabolisme tubuh.
Metabolisme yang semakin efisien dan cepat dapat pula mempercepat pembakaran lemak dan proses penurunan berat badan.
Penelitian dilakukan terhadap 34 pria dan wanita dengan diberi makanan rendah kalori, yang dilengkapi dengan pemberian makanan pedas dan non-pedas dari cabai merah dan dari pil plasebo.
Mereka menemukan bahwa tingkat energi yang dikeluarkan oleh partisipan yang diberi Capsaicin lebih tinggi hampir dua kali lipat daripada Triallists yang terkandung pada plasebo.
Bukti lain adalah dapat meningkatkan laju metabolisme sampai 50 persen selama tiga jam setelah makan makanan mengandung Capsaicin. Efek cabai merah juga dapat membuat orang berkeringat setelah memakannya.
Selain menghancurkan lemak, seperti dilansir dari Ezinearticles, Capsaicin pada cabai merah juga dapat menghancurkan sel-sel kanker. Secara khusus, dalam satu percobaan klinis, hampir 80 persen sel-sel kanker prostat rusak akibat efek dari Capsaicin.
Penelitian lain juga menemukan bahwa cabai merah merupakan penghilang rasa sakit yang efektif. Selain itu juga bisa mencegah dan mengobati sinusitis.
Untuk mendapat khasiat, cabai merah dapat ditambahkan pada makanan ringan atau makanan utama. Penggunaan cabai merah ini dapat dicampurkan dalam makanan apa saja, tapi sebaiknya pada makanan-makanan rendah lemak, agar penurunan berat badan semakin efektif.
Namun, pada sebagian orang, cabai merupakan pantangan, seperti pada penderita maag atau orang-orang yang sensitif terhadap rasa pedas cabai. Kini Capsaisin pada cabai merah telah dimoderenisasi dan dikemas dalam bentuk kapsul, yang disebut dengan Capsiplex.
Menurut penelitian di Universitas Oklahoma, seperti dilansir dari Dailymail, pembakaran kalori Capsaicin dalam kapsul ini sama halnya dengan melakukan 80 menit berjalan kaki atau jogging selama 25 menit, yaitu membakar 278 kalori.
Dan sekarang penggunaan Capshaicin dalam kapsul ini banyak digunakan oleh artis-artis luar negeri seperti Jennifer Lopez, Brad Pitt dan Britney Spears.
sumber : www.unila.ac.id