Jawaban UTS Kap. Sel. Bio. SMA I (MISKONSEPSI)

Nama                 : Mochamad Saeffulloh        
NIM                   : 2119090130
Tingkat              : Biologi 2 C
UTS Matkul      : Kap. Sel. Biologi SMA I


1.   Pokok bahasan: Klasifikasi Makhluk Hidup
Miskonsepsi:
Dalam keseharian siswa di sekolah dan juga masyarakat pada umumnya, sering salah mengartikan atau menerapkan antara Benda Hidup, Benda Tak Hidup dan Benda Mati.
Sebagai contoh: Batu dan Kaca.
Miskonsepsinya yaitu: Ketika seseorang ditanya tentang batu dan kaca, "Termasuk benda apakah batu dan kaca?" Pada umumnya menjawab "BENDA MATI". Padahal hal tersebut salah.
Konsep yang sebenarnya:
Batu dan kaca termasuk "BENDA TAK HIDUP", karena kalau benda mati berarti batu dan kaca pernah hidup, tetapi karena batu dan kaca tidak pernah hidup jadi termasuk benda tak hidup.
Berbeda dengan contoh seperti lemari dan kursi yang terbuat dari kayu, karena kayu pernah mengalami hidup, jadi disebut benda mati.

Jaringan Parenkim Pada Tumbuhan

Jaringan Parenkim ( Jaringan Dasar)

Disebut jaringan dasar karena jaringan ini merupakan dasar dari semua jaringan dan sebagian besar organ tumbuhan tersusun atas jaringan parenkim.

Sifat-sifat parenkim:

Bentuk sel bermacam-macam: isodiametris/polihedris (bentuk pada umumnya) silindris memanjanang (palisade, jari-jari medula), bercuping (bung karang dan palisade Lilium), mempunyai lipatan ke arah dalam (Pinus), bintang (Scirpus, Juncus, Canna). Sel masih hidup, yang mengandung kloroplas disebut juga klorenkim. Sel-sel berdinding tipis, vakuola besar, dinding sel dari selulosa dan hemiselulosa. Sel yang berdinding tebal mempunyai noktah sederhana. Sel-selnya dapat tersusun rapat tanpa r.a.s/longgar dengan r.a.s yang besar/luas.

Jaringan-jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim :
Empulur, kortex batang dan akar, mesofil daun, endosperm biji, daging buah, jari-jari empulur dan jaringan yang terdapat di antara berkas fluem dan xilem (primer maupun sekunder).

Asal parenkim :
Dari meristem apikal batang/akar, kambium, felogen. Plastida di dalam sel-sel penyusun jaringan parenkim : leukoplas, kloroplas, kromoplas.
Parenkim merupakan tempat utama berlangungnya aktifitas tumbuhan yang penting, misal : fotosintesa, respirasi, penimbunan zat-zat makanan cadangan, sekresi, ekskresi dan bentuk aktifitas tersebut tergantung pada protoplas sel-sel penyusunnya.
Sel parenkim yang terdapat pada jaringan xilem dan fluem memegang peranan penting pada gerak/transport bahan makanan pada buluh tapis.

Isi sel parenkim :
1. Plastida; antara lain kloroplas klorenkim (mesofil daun, bagian perifer batang yang masih muda, korteks).
2. Kristal
3. Tanin
4. Minyak dan hasil sekresi lainnya
5. Tepung
6. Aleuron
Zat-zat tersebut dapat berada dalam vakuola / cairan sel atau dalam sitoplasma sel.

Contoh:
Gula, KH yang dapat larut dan zat bernitrogen dalam cairan sel (gula, amida, protein) pada akar bit-gula dan pada umbi lapis Allium cepa. Pati, protein, lemak dihasilkan dalam sitoplasma sel.
(Protein dan pati) sitoplasma pada sel kotiledon spesies-spesies anggota Leguminosae (Protein dan minyak) pada endosperm Ricinus communis dan kotiledon Gycine max.

Pada umbi kentang :
-amida dan protein dalam cairan sel;
-pati dalam sitoplasma.

Fungsi Parenkim :
1. Sebagai jaringan penyimpan makanan cadangan.
2. Sebagai tempat melakukan proses pembuatan zat makanan.
3. Dapat melakukan proses pengangkutan (yang ada di dekat xilem).
4. Mampu melakukan proses pernafasan karena banyaknya ruang antar sel.
5. Dapat sebagai jaringan penyimpan air, karena vakuola sel yang besar pada Xerophyta (sukulen) sel besar, dinding tipis, sitoplasma seperti selaput tipis, tanpa / sedikit kloroplas, vakuola besar.
6. Dapat berfungsi sebagai jaringan penguat karena sifatnya yang turgosen dan telah mengalami lignifikasi; di daerah xilem sekunder.

Parenkim penyimpan cadangan makanan yang berupa aleuron/tepung dapat juga berdinding tebal, namun tetap merupakan dinding primer (dari selulosa dan hemiselulosa). Misal pada : biji-biji Strychnos nux-vomica; Diospyros virginia, Phoenix dactylifera.

Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.

Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat. Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis jaringan, yaitu:

1. Parenkim Asimilasi.
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.

2. Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein.

3. Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.

4. Parenkim Udara
Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok.

Macam-macam parenkim menurut bentuknya:

1. Parenkim palisade
Bentuk silindris/prismatis memanjang. Terdapat pada palisade tumbuhan dicotyledoneae pada umumnya.

2. Parenkim bunga karang/spons parenkim
Bentuk tidak teratur, banyak ruang antar sel. Terdapat pada mesofil tumbuhan Monocotyledoneae dan spons parenkim Dicotyledoneae.

3. Parenkim bintang/aktinenkim
Sel parenkim mempunyai lengan- lengan sehingga r.a.s banyak dan besar- besar fungsi untuk menyimpan udara. Menurut fungsi disebut aerenkim. Misal : pada Canna sp, Juncus.

4. Parenkim dengan ruang antar sel yang besar, disebut aerenkim
Terdapat pada alat pengapung tumbuhan air. Misal : Eichhornia crassipes.

5. Parenkim lipatan
Sel parenkim dengan dinding sel melipat-lipat ke arah dalam dan di dalam sel banyak mengandung kloroplast dapat melakukan fotosintesa menurut fungsi termasuk parenkim asimilasi. Misal : pada Pinus merkusii (daun) Oryza sativa, Bambusa sp.

Selain adanya noktah-noktah yang ternyata berkaitan dengan pertumbuhan sel-sel muda sel-sel dewasa, di antara sel-sel tersebut terjadi pula ruang antar sel.

Menurut “peristiwa terbentuknya”, cara terjadinya ruang antar ruang sel dibedakan menjadi:

1. Schizogen (sisogen) :
Apabila sel-sel saling menjauhkan diri sehingga terbentuk ruangan di antara sel-selnya.

2. Lysigen (lisigen) :
Apabila tejadinya karena terdapat dinding sel/beserta isinya yang mengalami pelarutan.

3. Rhexigen (reksigen) :
Apabila terjadinya disebabkan karena adanya robekan /kerusakan pada dinding selnya hal ini karena adanya pertumbuhan di sekitarnya.

4. Schizolyzigen (skisolisigen) :
Apabila terjadinya mula-mula sel-selmya saling menjauhkan diri dan kemudian ada sel-sel yang mengalami pelarutan. Di dalam ruang antar sel terdapat udara yang berfungsi untuk pertukaran gas yang diperlukan oleh protoplas.

Sistem Klasifikasi Makhluk hidup

A. SISTEM KLASIFIKASI

Sistem klasifikasi yaitu suatu sistem yang memudahkan dalam mempelajari dan mengenali makhluk hidup dengan pengelompokan menurut persamaan dan perbedaan ciri-cirinya. Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada abad ke-18, tahun (1707-1778).

Prinsip klasifikasi yang digunakan oleh Carolus Linnaeus adalah pengelompokan  makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenklatur).


Proses Klasifikasi :

1. Sistem klasifikasi alamipengelompokan berdasarkan ciri morfologi, anatomi, dan fisiologinya.

2. Sistem klasifikasi filogenipengelompokan yang berdasarkan sejarah evolusi.

3. Sistem klasifikasi buatan,pengelompokan berdasarkan persamaan ciri morfologi yang mudah dilihat secara fisik.
    Contoh Klasifikasi :
                    Kingdom: Animalia
                    Filum: Chordata
                    Classis: Mamalia
                    Ordo : Carnivora
                    Familia: Falidae
                    Genus: Panthera
                    Species: Panthera pardus

    B.   SISTEM TATA NAMA MAKHLUK HIDUP

    Untuk memudahkan komunikasi antar ilmuwan, Carolus Linneus pada tahun 1735 menciptakan sistem tata nama. Bahasa yang di gunakan oleh Linnaues dalam sistem tata nama adalah bahasa latin, karena pada masa Linnaues bahasa tersebut adalah bahasa ilmiah yang universal. Sistem tata nama terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama sebagai nama genus dan bagian kedua sebagai penunjuk spesies.

    Sistem penamaan yang terdiri dari dua bagian disebut sistem tata nama ganda atau binomial nomenclature. Sistem tata nama ganda juga memasukan singkatan nama orang yang pertama kali mengidentifikasi suatu spesies makhluk hidup. Contohnya yaitu  pisang dengan nama ilmiah musa paradisiaca L. Nama genus pisang adalah musa sedangkan spesiesnya paradisiaca. Identifikasi pisang pertama kali dilakukan oleh Linnaues (di singkat L). Ilmuwan biologi di manapun akan menggunakan istilah Musa paradisiaca jika berkomunikasi tentang pisang.

    Aturannya yaitu nama genus di mulai dengan huruf besar, nama penunjuk spesies di mulai dengan huruf kecil. Kedua bagian tersebut di garis bawahi jika di tulis dengan tangan, atau di cetak miring jika di ketik dengan komputer. Nama  penemu di tulis dalam singkatan atau di tulis lengkap di belakang nama penunjuk penemu spesies. Nama penemu di tulis dengan awal huruf besar dan tidak di garis bawahi atau tidak di cetak miring.

    C.  MANFAAT MEMPELAJARI KLASIFIKASI
    1. Bermanfaat bagi orang-orang yang ingin mengetahui keanekaragaman hayati.
    2. Mengenal berbagai spesies  makhluk hidup meliputi ciri-ciri makhluk hidup, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. 
    3. Menentukan habitat yang harus di pertahankan guna melindungi spesies langka.
    4. Pengenalan spesies penting yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
    D.  BEBERAPA ALTERNATIF SISTEM KLASIFIKASI
         Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kriteria sederhana. Kriteria tersebut antara lain :
    1. Manfaat, misalnya ada kelompok tanaman obat, tanaman pangan dan tanaman hias.
    2. Tempat hidup, misalnya ada kelompok tumbuhan atau hewan air, dan tumbuhan atau hewan darat.
    3. Ukuran, misalnya pada tanaman ada kelompok tanaman pohon, semak, perdu atau herba.
    4. Alat gerak, misalnya ada kelompok hewan yang bergerak dengan sirip, sayap atau kaki.

    Sistem Dua Kingdom
    Sistem dua kingdom adalah sistem klasifikasi yang pertama. Dalam sistem ini makhluk hidup dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan (kingdom Plantae) dan kelompok hewan (kingdom Animalia). Makhluk hidup dalam kingdom Plantae memiliki ciri mampu mebuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis (bersifat autotrof). Sedangkan makhluk hidup dalam kingdom Animalia memperoleh makanan yang sudah berupa bahan organik dari lingkungannya (bersifat heterotof).

    Sistem Tiga Kingdom
    Sistem tiga kingdom muncul setelah ditemukannya mikroskop. Penggunaan mikroskop mengungkapkan adanya makhluk hidup renik (mikroorganisme) bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler) yang memiliki ciri tumbuhan dan hewan.

    Sistem Empat Kingdom
    Sistem empat kingdom muncul setelah berkembangnya teknik dan alat penelitian yang lebih canggih. Salah satu alat tersebut adalah mikroskop elektron. Mikroskop ini dapat mengungkapkan struktur ultra mikroskopik sel makhluk hidup, seperti membran inti.

    Sistem Lima Kingdom
    Sistem lima kingdom dikembangkan oleh R.H. Whittaker pada tahun 1969. Sistem ini didukung oleh banyak ilmuwan biologi. Pada sistem lima kingdom, jamur dipisahkan dari kingdom Plantae berdasarkan ciri struktur sel dan cara memperoleh makanannya. Jamur dikelompokan dalam kingdom Fungi. Oleh karena itu, sistem lima kingdom makhluk hidup terdiri dari Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

    E. IDENTIFIKASI ATAU DETERMINASI 
                    Identifikasi ciri-ciri khas hewan atau tumbuhan adalah menentukan nama hewan atau tumbuhan dengan benar dan menempatkannya di dalam sistem klasifikasi hewan dan tumbuhan.

    Caranya dengan menggunakan:

    1. Ingatan; determinasi dilakukan berdasarkan ingatan kita tentang tumbuhan atau hewan yang dikenal sebelumnya.
    2. Bantuan orang lain; determinasi tumbuhan atau hewan dapat dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani, zoologi, atau siapa saja yang dapat membantu.
    3. Spesimen acuan; identifikasi suatu jenis tumbuhan atau hewan dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan spesimen acuan yang telah diidentifikasi.
    4. Pustaka; cara lain untuk melakukan determinasi adalah dengan membandingkan ciri-ciri tumbuhan atau hewan yang diidentifikasi dengan deskripsi atau gambar-gambar yang ada dalam pustaka.
    5. Komputer; perkembangan teknologi di bidang komputer dan biometrika berhasil menciptakan suatu program komputer yang dapat menyimpan, mengolah, dan memberikan keterangan tentang tumbuhan atau hewan.

    Konsep Penting

    1. Sistem klasifikasi alami: Pengelompokan berdasarkan ciri morfologi, Anatomi dan fisiologi.
    2. Sistem klasifikasi filogeni: Pengelompokan yang memperhatikan sejarah evolusi.
    3. Sistem klasifikasi buatan: Pengelompokan berdasarkan ciri morfologi yang mudah dilihat.

    Urutan jenjang takson makhluk hidup dari yang tertinggi ke terendah adalah kingdom, filum/divisi, kelas, ordo, family, genus dan spesies. Sistem tata nama makhluk hidup menggunakan bahasa latin yang merupakan bahasa ilmiah universal. Sistem ini terdiri dari dua bagian sehin gga disebut tata nama ganda atau binomial nomenclature.

    Identifikasi (Determinasi) ciri-ciri khas hewan atau tumbuhan adalah menentukan nama hewan atau tumbuhan dengan benar dan menempatkannya di dalam sistem klasifikasi hewan dan tumbuhan. Identifikasi (determinasi) dapat dilakukan dengan ingatan, bantuan orang lain, spesimen acuan, pustaka, atau komputer. Kunci identifikasi merupakan acuan yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan maupun hewan.

    Keanekaragaman makhluk hidup dipelajari dengan cara klasifikasi, yaitu mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan pemberian nama dengan sistem tata nama ganda. Kelompok makhluk hidup (takson) dari jenjang yang tertinggi ke terendah adalah kingdom, filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan), kelas, ordo, famili, genus, dan spesies. Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature) adalah sistem penamaan makhluk hidup menggunakan dua kata yang merupakan nama latin.

    Kunci identifikasi merupakan acuan yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan maupun hewan. Kunci identifikasi disebut juga kunci dikotom, merupakan kunci identifikasi dengan menelusuri jalur yang ditetapkan oleh keputusan beraturan dengan setiap pilihannya adalah biner (karena hanya ada dua alternatif).

    Konsep Sulit

    binomial nomenklatur, kelas , spesies, divisi, takson, genus, famili, kunci identifikasi, taksonomi, filum dan ordo                                           

    Konsep-konsep tersebut dirasa sulit oleh siswa  karena guru sebagai pengajar tidak menerangkan konsep-konsep tersebut secara lengkap dan jelas sesuai dengan pengertian yang sesungguhnya. Kebanyakan siswa tidak mengetahui konsep-konsep tersebut.

    Miskonsep
    Dalam keseharian siswa di sekolah sering salah mengartikan antara Makhluk Hidup, Makhluk tak Hidup dan Benda Mati.
    Sebagai contoh:

    Batu di golongkan kepada benda mati, padahal seharusnya batu digolongklan kepada benda (makhluk) tak hidup.

    Saran
    ·         Dikarenakan materi pembelajaran cukup sulit, guru sebagai pengajar harus menerangkan materi pelajaran lebih mendalam tetang konsep – konsep makhluk hidup.
    ·         Bagi siswa Pelajari lebih banyak dan mendalam tentang konsep-konsep mahluk hidup.

    Daftar Pustaka
    Asri.  (2009). Klasifikasi Mahluk Hidup. From http://asrimaniz.files.wordpress.com/2009/06/klasifikasi-mahluk-hidup2.pdf. 22 Maret 2011.
    _____ (____). Klasifikasi Ilmiah. From http://www.wikipedia.org/wiki/klasifikasi_ilmiah. 22 Maret 2011.

    Macam-macam Noktah Pada Tumbuhan

    Noktah Pada Tumbuhan

    Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut  menebal yang disebut noktah. Di dalam noktah kadangkadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal.

    Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan noktah berhalaman.

    A. Noktah Biasa (noktah sederhana)

    1. Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.
    2. Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara 2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
    3. Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
    4. Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
    5. Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian bersatu.



    B. Noktah Berhalaman:

    Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem).

    Bagian-bagian noktah berhalaman :
    1. Mulut noktah, terdiri dari
    - mulut dalam menghadap ruang sel
    - mulut luar menghadap lamela tengah
    2. Lamela tengah, terdiri dari
    - torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
    - margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara.

    Noktah berhalaman dibedakan atas :
    a. Noktah berhalaman sempurna :
    Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding tebal.
    b. Noktah setengah halaman :
    Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di sebelahnya (n. biasa).
    Misal : xylem – parenkim kayu

    Terjadinya noktah:
    Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

    Manfaat Daun Sembung


    SEMBUNG ( Blumea balsamifera)
    Tumbuhan asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tahan pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl.

    Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer. Daun tunggal, di bagian bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2 - 3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi atau bergigi, permukaan atas berambut agak kasar, permukaan bawah berambut rapat dan halus seperti beludu, pertulangan menyirip, panjang 8 - 40 cm, lebar 2 - 20 cm. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Buah kotak bentuk silindris, beriga 8 - 10, panjang 1 mm, berambut. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar.

    Sifat dan Khasiat
    Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah. Berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringan (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astrigen, tonikum dan obat batuk.

    Kandungan Kimia
    Sembung ini mengandung minyak asiri (ngai kamfer), zat bergetah (kapur barus) dan borneol, yang juga mengandung sineol, limone, asam palmitin dan myrristin, alkohol sesquiterpen, diameter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin dan glikosida. Sedangkan ekstrak borneol didapat dari daun segar.

    Bagian yang Digunakan
    Daun dan akar muda dari tumbuhan yang belum berbunga, segar atau yang telah dikeringkan.

    Indikasi
    Daun berkhasiat mengatasi:
    • Rematik sendi, persendian sakit setelah melahirkan,
    • Nyeri haid, datang haid tidak teratur,
    • Influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronkitis,
    • Perut kembung, diare, perut mulas,
    • Sariawan,
    • Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner (angina pektoris) , dan,
    • Kencing manis (diabetes melitus)
    Akar muda berkhasiat mengatasi:
    • Darah haid berlebihan (menoragia) ,
    • Kurang nafsu makan
    • Sakit perut, diare, cacingan dan,
    • Rematik sendi


    Cara Pemakaian
    Daun kering sebanyak 9 - 18 g atau daun segar sebanyak 15 - 30 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, daun segar direbus dan airnya dipakai untuk pengobatan wasir, memar, bisul, radang kulit bernanah dan gatal-gatal pada kulit.

    Efek Farmakologis
    Pemberian infus daun sembung 10% dengan takaran 5 mg/kg bb pada kelinci, setelah 1 jam terjadi penurunan kadar gula darah. Pembanding, digunakan tolbutamid (Herlina Hutajulu, Prayitno W dan Tarigan Slamet, Farmakologi FK USU dan Jurusan Farmasi FMIPA USU)

    Pemberian infus 10% dan 20% daun sembung segar dengan dosis 11 ml/kg bb yang diberikan pada burung merpati jantan yang telah didemamkan, menunjukkan efek antieprik dengan mula kerja yang lebih cepat dan lama kerja yang lebih pendek dari pembanding parasetamol dosis 300 mg/kg bb (Muhammad Imbalo, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1981).

    Contoh Pemakaian
    Diare
    Daun sembung segar sebanyak 1 genggam dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 1/2 gelas. tambahkan madu seperlunya, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

    Haid tidak teratur, Perut kembung
    Daun sembung segar sebanyak 20g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 3/4 nya. Tambahkan sedikit madu, lalu diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

    Nyeri Haid
    Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dan 5 biji kedaung yang telah dipanggang dan dihaluskan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Minum sekaligus setelah dingin.

    Akar sembung dan seluruh tumbuhan ginjean (Leonorus sibiricus) masing-masing sebanyak 30g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelahdingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 3/4 gelas.

    Angina Pektoris
    Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4 nya. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 kali @ 3/4 gelas. Lakukan setiap hari.

    Rematik Sendi
    Akar sembung 30 g dan daun gandarusa 60 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

    Demam
    Daun sembung segar sebanyak 15 g dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sama banyak pagi dan sore.

    Kurang nafsu makan
    Akar sembung dari tumbuhan yang belum berbunga sebanyak 30 g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dngin disaring, kemudian diminum sekaligus.

    Catatan
    Merebus daun sembung harus dalam panci tertutup, supaya minyak asirinya tidak menguap.
    Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia/Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

    Sifat Kimia Dinding Sel Tumbuhan

    Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah:

    *) pektin *) hemiselulosa *) pentosan *) protopektin *) lignin *) kutin *) selulose *) suberin *) sapropolenin.

    Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia tertentu yang disebut reaksi mikrokimia. Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.

    Sel terdiri dari :
    _ Komponen Protoplasmik : sitoplasma, nucleus, plastida, mitokondria
    _ Komponen Non Protoplasmik/benda-benda ergastik : vakuola, karbohidrat, protein, lemak, tanin, Ca-oxalat, dinding sel.


    Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis, makin dewasa sel tersebut dinding selnya relatif bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel berbeda-beda karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga terdapat perbedaan bentuk sel.

    Reaksi mikrokimia pada dinding sel :


    1. Selulosa
    Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n. tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah menjadi glukosa dan fruktosa.

    Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat, dari beta-glukosa. Selulosa merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh manusia.

    2. Hemiselulosa
    Menyerupai selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa. Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan.

    Hemiselulosa yaitu polisakarida yang mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam dinding sel tumbuhan. Secara biokimiawi, hemiselulosa adalah semua polisakarida yang dapat diekstraksi dalah larutan basa (alkalis). Namanya berasal dari anggapan, yang ternyata diketahui tidak benar, bahwa hemiselulosa merupakan senyawa prekursor (pembentuk) selulosa.

    Monomer penyusun hemiselulosa biasanya adalah rantai D-glukosa, ditambah dengan berbagai bentuk monosakarida yang terikat pada rantai, baik sebagai cabang atau mata rantai, seperti D-mannosa, D-galaktosa, D-fukosa, dan pentosa-pentosa seperti D-xilosa dan L-arabinosa.

    Komponen utama hemiselulosa pada Dicotyledoneae didominasi oleh xiloglukan, sementara pada Monocotyledoneae komposisi hemiselulosa lebih bervariasi. Pada gandum, ia didominasi oleh arabinoksilan, sedangkan pada jelai dan haver didominasi oleh beta-glukan.

    3. Lignin
    Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.

    Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan. Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada batang, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen pada sebuah batang beton).

    Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan pada lignin, yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.

    4. Suberin
    Suberin adalah lapisan pelindung bagian tumbuhan di bawah tanah. Suberin juga melindungi sel gabus yang terbentuk pada kulit pohon oleh kegiatan penghancuran dari pertumbuhan sekunder, dan ini terbentuk dari banyak sel sebagai jaringan luka setelah pelukaan (misalnya setelah gugur daun dan pada luka umbi kentang yang akan ditanam).

    Suberin juga terdapat pada dinding sel akar yang tak terluka sebagai pita Caspari di endodermis dan eksodermis serta di seludang berkas pembuluh pada rerumputan. Tumbuhan membentuk suberin bila perubahan secara fisiologis atau perubahan perkembangan, atau faktor cekaman, menyebabkan tumbuhan perlu menghambat difusi. Tapi pada tingkat molekul, kejadian yang menyebabkan terbentuknya suberin belum diketahui.

    5. Pektin
    Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula. Bila buah dimasak tampak beberapa zat gelatine.

    Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari dinding sel tumbuhan darat. Pertama kali diisolasi oleh Henri Braconnot tahun 1825. Wujud pektin yang diekstrak adalah bubuk putih hingga coklat terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai bahan perekat dan stabilizer (agar tidak terbentuk endapan).

    Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, lapisan penyusun awal dinding sel. Sel-sel tertentu, seperti buah, cenderung mengumpulkan lebih banyak pektin. Pektinlah yang biasanya bertanggung jawab atas sifat "lekat".

    Penggunaan pektin yang paling umum adalah sebagai bahan perekat/pengental (gelling agent) pada selai dan jelly. Pemanfaatannya sekarang meluas sebagai bahan pengisi, komponen permen, serta sebagai stabilizer untuk jus buah dan minuman dari susu, juga sebagai sumber serat dalam makanan.

    6. Khitin
    Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur).

    Kitin adalah polisakarida struktural yang digunakan untuk menyusun eksoskleton dari artropoda (serangga, laba-laba, krustase, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin tergolong homopolisakarida linear yang tersusun atas residu N-asetilglukosamin pada rantai beta dan memiliki monomer berupa molekul glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni mirip dengan kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan garam kalsium karbonat. Kitin membentuk serat mirip selulosa yang tidak dapat dicerna oleh vertebrata.

    Kitin adalah polimer yang paling melimpah di laut. Sedangkan pada kelimpahan di muka bumi, kitin menempati posisi kedua setelah selulosa. Hal ini karena kitin dapat ditemukan di berbagai organisme eukariotik termasuk serangga, molusca, krustase, fungi, alga, dan protista.

    7. Mannan & Galaktan
    Mannan merupakan tanaman polisakarida yang merupakan polimer dari gula mannos . Hal ini umumnya ditemukan dalam ragi, bakteri dan tanaman. Hal ini menunjukkan α (1-4) linkage. Ini adalah bentuk polisakarida penyimpanan

    Kekerasan Di WC sman 1 Kawali (versi humor)



    Makalah Protein (Biokimia)

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

    Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya
    1). Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.
    2). Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.
    3). Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer.
    4). Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.

    B. Tujuan Penulisan
    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Biokimia.
    2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang protein.
    3. Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein berdasarkan kelarutannya.

    B. Rumusan Masalah
    1. Pengertian protein?
    2. Pengklasifikasian protein berdasarkan kelarutannya?

    BAB II
    PEMBAHASAN

    A. Protein
    Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

    Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.

    Nama Bahan Makanan
    Kadar Protein (%)
    Daging Ayam
    18,2
    Daging Sapi
    18,8
    Telur Ayam
    12,8
    Susu Sapi Segar
    3,2
    Keju
    22,8
    Bandeng
    20,0
    Udang Segar
    21,0
    Kerang
    8,0
    Beras Tumbuk Merah
    7,9
    Beras Giling
    6,8
    Kacang Ijo
    22,2
    Kedelai Basah
    30,2
    Tepung Terigu
    8,9
    Jagung Kuning (Butir)
    7,9
    Pisang Ambon
    1,2
    Durian
    2,5

    Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5.000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi.

    B.     Karakteristik Protein

    1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.
    2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out.
    3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.
    4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.
    5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.

    Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang aghak tinggi, tetapi kekutan gel daging ikan pada produk akhir lebih redah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.

    C.     Klasifikasi Protein
    Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:
    1. Kelarutan
    2. Bentuk keseluruhan
    3. Peranan biologis
    Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.

    Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi:
    (i) protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
    (ii) protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
    (iii) protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting, dan
    (iv) protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing. Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:
    (i) protein globular, memi-liki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier de-ngan bentuk yang tidak teratur. Protein serabut, meman-jang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

    Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

    a. Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi:

    1) Protein globular
    Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
    2) Protein fibrosa
    Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen. Rasio
    aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

    b. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein
    Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu ikatan peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.

    1) Ikatan peptida
    Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain.

    Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam
    amino disebut dipeptida; bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; dan bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.

    2) Ikatan disulfida
    Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai polipetida melalui residu sistein.

    3) Ikatan hidrogen
    Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan
    hidrogen.


    4) Interaksi hidrofobik
    Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu.


    5) Interaksi elektrostatik
    Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam amino.

    Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya
    1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.
    2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.
    3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer.
    4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.

    Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya
    1. Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup.
    2. Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur biologi kekuatan.
    3. Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang memberikan kemampuan kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah bentuk atau gerak.
    4. Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah.
    5. Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon.
    6. Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
    7. Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.
    8. Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolism dalam tubuh.

    D.    Penggolongan protein
    Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid, asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein globular. Protein fiber mmpunyai molekul panjang seperti serat atau serabut. Sedangkan protein globular berbentuk bulat.

    Protein Fiber
    Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa jenis protein.

    Yang termasuk golongan ini adalah antara lain
    1. Konfigurasi alfa helix pada kratin
    2. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan
    3. Helix tripel pada kolagen

    Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix.

    Protein Globular
    Umunya berbentuk bulat atu elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.

    Protein Gabungan
    Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein.
    Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain.
    Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari 4%.
    Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.

    E.     Sifat-sifat Protein

    1. Ionisasi
    Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda.

    2. Denaturasi
    Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang menunjang kebutuhan hidup. Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, Ph atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka aktivitas biokimiawinya akan berkurang.

    Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi. Proses denaturasi ini kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut.

    Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 atau lebih.

    3. Viskositas
    Viskositas adalah tahanan yang timbul aleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.

    Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer Oswald.

    Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air.

    Apabila viskositas air diberi harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.

    4. Kristalisasi
    Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.

    Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu.

    Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.

    5. System koloid
    Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membrane adalah zat yang dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar.

    Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya.

    Pada umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per menit.

    Bobot Molekul Beberapa Protein
    Protein
    Bobot Molekul
    Sitikrom c
    11.600
    Ribonuklease
    13.500
    Tripsin
    24.000
    Laktoglobulin
    35.000
    Hemoglobin
    64.500
    Heksokinase
    96.000
    Laktat dehidrogenase
    150.000
    Urease
    483.000
    Myosin
    620.000
    Imonoglobulin
    960.000
    Lipoprotein
    3-20 juta

    Reaksi-reksi khas protein:

    1. Reaksi Xantoprotein
    Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia bila kena asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.

    2. Reaksi Hopkins-cole
    Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid denganbantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna .Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat.

    3. Reaksi Millon
    Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat dalam asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapa putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan.

    4. Reaksi Nitroprusida
    Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan  menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s- pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif.

    5. Reaksi Sakaguchi
    Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah.

    6. Pemurnian protein
    Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan bahan alam yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein dari bahan alam tersebut.

    KESIMPULAN

    Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

    DAFTAR FUSTAKA

    http://teguhs-atu.blogspot.com/2010/01/senyawa-organik.html
    http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id
    http://lisadyprotein.blogspot.com/
    http://id.wikipedia.org/wiki/Protein
    http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html.
    Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi), Jakarta: Universitas Indonesia.